Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Puisi | Biarkan Aku Menua bersama Secangkir Kopi

Diperbarui: 11 Oktober 2019   06:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Aku masih berdiri di sini, menetak potongan waktu hingga tak berbentuk rindu, mencoret setiap kenangan yang datang bersama hembusan angin. Aku tak pernah beranjak pergi, musim layang-layang telah berganti, mungkin sebentar lagi kan menjadi sepi

Aku masih belum merasa tua menunggu di tepi danau, bangku kosong berisi bayanganmu, secangkir kopi tetap mengepulkan hangat tawamu. Masih seperti dulu, tak ku biarkan tetesan embun menggantikan dirimu, menghapus kenangan yang hampir membatu

Biarlah aku menikmati segala kenangan, menghadirkan wajahmu di setiap senja menjelang, tanganmu masih tetap aku genggam, tatap matamu berbinar penuh kebahagiaan. Semua masih ku rasakan, bahkan keindahan senja tak mampu menggantikan

Yakinku engkau pasti akan datang, pada suatu hari, pada suatu senja, pada suatu masa. Bangunkan aku bila tubuhku tergolek pasrah, namun hatiku masih menyimpan asa yang tak pernah binasa. Ketuk hatiku dengan lembut senyumu, aku pasti ada di bangku di hadapanmu

Bagan batu 11 oktober 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline