Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Puisi | Lelaki Pejalan Malam

Diperbarui: 7 Oktober 2019   19:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Di lorong sempit sebuah kota malam ini, seorang lelaki telah menghitung sunyi berulang kali, memandang kegelapan yang menyilaukan, berharap bayangan kan tercipta dari kelam, setidaknya ada garis lurus tercipta di pekatnya malam

Ini tentang lelaki yang mulai memaknai gelap sebagai sinar, terbelalak mata menyaksikan indah dalam hayalan, atau merasakan sunyi padahal riuh tak pernah mati. Sulit di mengerti, bahkan bagi makhluk malam yang paling hakiki

Kemana langkah membawa ke ujung malam, berharap ada penjelasan apa yang terjadi, orang lalu lalang dengan wajah tegang. Mungkinkah mereka mengejar harapan? Ataukah siang tidak cukup memenuhi mimpi,  lelaki itu hanya ingin yang pasti

Dingin mulai menyergap persendian, angin malam berulang kali mengingatkan, mengapa meracun diri demi hayal tak berkesudahan, mengapa merajam malam untuk memenuhi mimpi tidur nanti. Lelaki itu tak pernah peduli, malam adalah tempatnya menunaikan janji

Bagan batu 7 oktober 2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline