Aku kan pergi ketanah perang, berbekal sakit hati pada peradaban, mengunyah kebencian yang mengotori gigi. Mataku telah memerah membakar jalan pikiran, ototku mengeras laksana aspal yang membara
Aku kan membakar matahari, menjadikanya menangis karena angkuh selama ini, mengajarkanya tentang apa arti paling dibenci. Tak ada lagi yang akan memuji, tak ada lagi yang akan menanti
Jubah kebesaranku telah terkoyak di makan penghinaan, dadaku berdarah menanggung luka tikaman kebiadaban. Hatiku telah kering dari darah segar kemanusiaan, mungkin jiwakupun telah mati dipijak kemajuan zaman
Tunggu aku ditanah perang, kibasan pedangku kan menumpas segala gersang. Tunggu aku datang menerjang, kan ku robohkan benteng tebal tempatmu bersemayam
Bagan batu 24 september 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H