Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Puisi | Ketika Siang di Danau Launapangga

Diperbarui: 21 Agustus 2019   13:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok pribadi

Terik datang menyapu gusar dari pucuk rerumputan, ikan berenang sambil memainkan kecipak air di permukaan, sesekali burung elang menyambar lalu terbang, seakan menggambarkan hatiku yang sedang terbakar

Sayup-sayup di hutan yang terbakar sebahagianya, siamang memekik berang pada siapa saja yang mendengar, "mengapa habitatku terkorban, mengapa alamku terpanggang"

Hatiku menggelepar di tumpukan arang sisa kayu terbakar, hitam legam pada pandangan, suram terbentang pada harapan. Tangan siapakah yang sebabkan kerusakan, hati yang keji manakah timbulkan kehancuran

Kupalingkan wajah pada danau yang sunyi membisu, seakan murka pada bangsaku yang tak jua berhati pilu. Alam di sembelih dengan aneka dalih, habitat di tumpas sebagai pemuas

Bagan batu 21 agustus 2019

*ditulis dari atas onggokan arang hitam sisa hutan yang terbakar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline