Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Puisi | Hati yang Mulai Berdebu

Diperbarui: 9 Agustus 2019   06:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen pribadi

Hiruk-pikuk dunia telah menutup mata hati, menjadikan indah pada pandangan apa-apa segala yang fana. Sekedar mengusap lembut rasa kemanusiaanpun aku tlah lupa, debu dunia telah nyata menipu hakikat sejatinya

Setiap tarikan napas terasa berat oleh maksiat, kata yang terucap penuh dengki dan hawa hianat. Berbicara tapi jauh dari bermakna, berbuat tapi tiada sedikitpun manfaat bagi sesama

Hujan mungkin akan lama turun membasahi bumi, pertanda alam pun bersedih memandang kebiadaban yang terjadi. Pohon jati meranggas meminta belas kasih, batu-batu cadas merintih menahan pedih. Tapi aku yang di karuniai akal budi hanya sibuk mengumpulkan iri dengki

Hati yang mulai berdebu di permainkan waktu, berharap hidup lebih lama sekehendak hasratnya. Bila saatnya tiba, bila kepastian menjemputnya, barulah diri tersadar akan bekal nyata perjalanan. Mungkin hanya sesal yang menjadi teman di dalam kesia-siaan

Bagan batu 9 agustus 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline