Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Puisi | Surat Terakhir Sebelum Ku Melangkah Jauh

Diperbarui: 8 Agustus 2019   05:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Seribu jalan dengan aneka rintangan telah kita lalui, onak dan duri bagai goresan melody yang tak henti melukai, jilatan debu tak urung mengusap perih hingga sanubari, menciptakan kenangan di peredaran masa yang silih berganti

Kini, ketika langkah sejenak terhenti di persimpangan jalan, aneka siulan memanggil hendak berikan arah. Engkau dan aku tergagap menyadari arti kebersamaan, seķian lama seiring sejalan, tapi hati kita masih di ruang dan masa yang berbeda

Sengaja ku tulis aksara perpisahan di lembaran awan, agar jadi pedoman bila kita saling menyalahkan di lain kehidupan. Ku tulis pelan tentang perasaanku pada hatimu, agar tergambar betapa sayangku masih seperti dulu

Surat terakhir sebelum ku melangkah jauh, rangkuman kata hati yang di ramu dengan huruf rindu. Awal dan akhir adalah tentang penggalan indah kisah itu, ketika bahagia tak mesti harus memiliki, ketika setia adalah merelakan sebahagian hati

Bagan batu 8 agustus 2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline