Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Harga Jual Rendah, Petani Kelapa Sawit Bermuram Durja

Diperbarui: 9 Agustus 2019   19:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tumpukan buah kelapa sawit siap jual.sumber : dok pribadi/ps express

Bagi yang tinggal dan hidup di daerah Riau,hamparan kebun kelapa sawit sejauh mata memandang adalah hal biasa.kemanapun melangkah,pemandangan  hijaunya pelepah daun kelapa sawit adalah fanorama alam buatan manusia

Buah kelapa sawit adalah sumber penghidupan bagi sebahagian besar masyarakat di provinsi Riau.apa yang terjadi dengan pohon dan buah kelapa sawit,maka otomatis berpengaruh kepada kehidupan masyarakat.

Harga tandan buah segar (TBS) yang turun naik

Masyarakat petani kelapa sawit memanen hasil kebunya.sumber : dok pribadi/ps express

Harga yang sering turun naik tak menentu,membuat para petani kelapa sawit kelimpungan tujuh keliling.bila harga buah kelapa sawit turun hingga di bawah RP 1000/kg,maka di pastikan akan goncanglah perekonomian masyarakat.

Masih beruntung bagi petani kelapa sawit yang punya lahan di atas 10 hektar keatas.harga turun mungkin masih bisa sedikit bernapas dengan hasil kebun yang menghasilkan sekian ton sekali panen.itupun harus pandai-pandai mengatur keuangan,bila tidak,bisa-bisa lebih besar pasak daripada tiang.

Dan bagi petani kelapa sawit yang punya hanya satu hektar,dua atau tiga hektar,harga yang naik turun tidak menentu,apalagi harga sawit betah bertahan di bawah 1000 rupiah per kilogram,ini ibarat langit kelam yang menutupi kehidupan.

Harga rendah,kebunpun tak tepelihara. Sumber : dok pribadi

Jangankan untuk biaya pemeliharaan tanaman kelapa sawit berupa pupuk,racun hama,racun rumput,dan biaya pemeliharaan lainya,untuk sekedar lepas kebutuhan dapur saja sudah syukur alhamdulillah.belum lagi bagi petani kelapa sawit yang tinggal di pelosok-pelosok terpencil yang masih sulit transportasi,pasti biaya hidup semakin tinggi.harga kebutuhan pokok bisa sangat mahal bila di bandingkan dengan daerah dekat perkotaan

Tentu banyak hal yang membuat harga jual buah kelapa sawit turun dalam waktu yang lama.adanya boikot dari negara-negara barat yang selama ini jadi pembeli terbesar minyak kelapa sawit dari Indonesia,juga masih sulitnya inspratruktur jalan terutama di daerah-daerah pedalaman.ini membuat biaya transportasi menjadi tinggi,dan ujung-ujungnya di bebankan kepada petani sawit dari harga setiap kilogramnya

TBS hasil kebun petani sedang di angkut ke PMKS. Sumber : dok pribadi

Saya bayangkan seandainya koperasi dan kelompok tani mampu memainkan peran secara nyata di tingkat petani,saya yakin dan percaya,petani sebagai produsen akan mempunyai kekuatan untuk memutus mata rantai penjualan menjadi lebih praktis dan ekonomis.

Selama ini yang terjadi adalah,hasil buah kelapa sawit milik warga di beli oleh pengumpul atau toke,kemudian di kumpulkan di ram,barulah di jual ke pabrik pengolahan minyak kelapa sawit.petani bergantung kepada pengumpul,pengumpul bisa menetapkan harga sesuai dengan kehendaknya.

Buruknya jalan di daerah pedalaman yang jauh dari PMKS,di jadikan alasan utama oleh pengumpul untuk memainkan harga.coba seandainya di setiap daerah ada koperasi yang aktif,kemudian punya armada pengangkut yang bisa menjual langsung hasil panen anggotanya,maka tanpa perantara pasti harga lebih tinggi dan menguntungkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline