Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Saatnya yang Muda Menentukan

Diperbarui: 27 Juli 2019   12:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi pixabay.com

Ribut-ribut tentang gaji yang pantas bagi para pekerja pemula yang baru lulus pendidikan,tampaknya mengusik ketenangan kita.tampaknya sederhana,tapi isu ini adalah bagian dari setiap orang yang pernah merasakan pertama kali bekerja di sebuah perusahaan, kemudian menerima gaji juga untuk yang pertama kali.

Saya koq memandang isu ini sebagai cara para milenial sekarang menunjukan sikap dan kepercayaan diri yang besar pada kemampuan dan keahlian yang di miliki.

Mungkin bagi sebahagian orang, menolak gaji dengan jumlah nominal sebesar itu adalah suatu kesombongan bagi sebahagian orang lagi ini adalah cara mereka  untuk menunjukan bahwa mereka punya prinsip dalam bekerja. Setidaknya menunjukan bahwa perusahaan tidak bisa sewenang-wenang menentukan imbalan dari jerih payah selama bekerja

Tapi bila di rasa kita memang punya kemampuan dan keahlian yang mumpuni,menolak gaji sebesar itu justru merupakan cara untuk menghargai sekaligus melindungi keahlian yang kita miliki. Tentu dengan catatan,bahwa kita benar-benar memiliki keahlian dan kemampuan di atas rata-rata.

Biarkan yang muda yang menentukan

Ilustrasi pixabay.com

 

Zaman sudah berubah, kemajuan teknologi informasi semakin berkembang cepat. Sebaran informasi begitu masif memasuki setiap lini kehidupan manusia kini. Mau tidak mau ini akan berpengaruh pada pola hidup manusia zaman sekarang.yang dulu bukan kebutuhan pokok, sekarang adalah sesuatu yang sangat di utamakan.

Maka biarkanlah yang muda  yang menentukan,termasuk berapa kisaran gaji yang pantas ketika ia hendak bekerja di suatu perusahaan. Nanti pasti ada hukum "persediaan dan permintaan". 

Artinya,perusahaan akan sampai pada kesimpulan, bukan dari lulusan mana ia berasal tapi sehebat apa keahlian dan kemampuan yang di miliki calon pelamar yang hendak bekerja di perusahaanya.

Dan para pencari kerja akhirnya terpacu untuk selalu meningkatkan kemampuan diri, tanpa harus tergantung dengan asal tempat pendidikanya yang penting, kesadaran di pikiran para milenial,bahwa keahlian dan kemampuan itu lebih penting dari selembar ijazah dari sebuah lembaga pendidikan ternama.

Salam untuk pencari kerja




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline