Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Puisi | Engkau Memanggil Namaku

Diperbarui: 27 Juli 2019   06:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Di setiap tetes air hujan engkau memanggil namaku, mengirimkan pesan kepada awan, menyatakan kerinduan pada burung camar yang beterbangan. Aku mendengar tapi tak mampu beri jawaban, aku merasakan tapi tak mampu beri kepastian

Di antara sekat-sekat pemisah jumpa, di sela-sela tabir penghalang pandangan dari ingin bersama, aku mampu merasakan getaran itu selalu menderu, mengguncang setiap sudut terdalam di dasar kalbu

Ketika engkau memanggil namaku dengan jalaran rindu, bagai ribuan arus listrik menyentakan kesadaranku. Tapi selubung tipis bagai jurang pemisah tak bertepi, jauh dari jangkauan hati, walau dekat dalam pandangan mata

Panggilah namaku berulang kali, berharap getaran yakinmu merobohkan dinding pemisah terjadi. Kan ku balas ribuan kali, walau suaraku hanya terdengar bagai angin sunyi

Bagan batu 27 juli 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline