Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Puisi | Menitipkan Kata-kata Sayang pada Angin yang Menerbangkan Layang-layang

Diperbarui: 22 Juli 2019   17:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Engkau menungguku di lipatan buku diary usang merah jambu, sampul telah tekelupas di makan waktu, tinta menyatu dengan kertas seakan cinta sejatimu. Tertulis namamu di setiap waktu, berhiaskan torehan emas permata, ditemani puisi indah tentang cinta

Bersama angin kusampaikan ingin, betapa setiap kata ingin mengenangmu adalah indah, setiap judul cerita adalah nyata. Engkau dan aku pernah bersama di setiap halamanya, mengarungi titik dan koma dengan suka cita

Kini mungkin engkau hendak menggugat waktu, yang telah kejam memisahkan kebersamaan dengan kerinduan. Duduk berdua di antara figura, menatap indahnya matahari yang bekejaran dengan senja

Ini mungkin bab ter akhir yang bisa terbaca, banyak kata-kata berubah dengan sendirinya, engkau tetap setia menungguku, engkau tetap tersenyum menatap jalan pulangku. 

Bagan batu 22 juli 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline