Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Puisi | Bercermin dari Bayangan Lampu Taman

Diperbarui: 18 Juli 2019   17:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Aku terlalu lelah untuk sekedar mengunyah kata-katamu, ku biarkan kering tumpukan kalimat di saku baju. Seharian menggendong sang terang, meletakan pada senja peraduan yang terasa amat membosankan

Ku punguti bayanganmu yang berserakan di bawah cahaya lampu taman, ku temukan senyum culas di poles kata manis di rerumputan. Itukah sejatimu? Aku hanya mengenalmu sebatas cahaya yang masuk ke retinaku, tak lebih dari itu

Mungkin aku dan engkau tak pernah benar-benar bertemu, setiap kali bayanganmu ku jadikan cermin melihat bahagiaku, tak ku temukan jawab selain titik-titik bisu. Itupun hanya sekejap, detik lain segera lenyap

Bercermin dari bayangan lampu taman, ada nada keraguan yang engkau tanam. Mungkin itu salahku yang terlalu mengagumimu, atau kita berdua yang sesungguhnya tak ada rasa

Bagan batu 18 juli 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline