Aku terlalu lelah untuk sekedar mengunyah kata-katamu, ku biarkan kering tumpukan kalimat di saku baju. Seharian menggendong sang terang, meletakan pada senja peraduan yang terasa amat membosankan
Ku punguti bayanganmu yang berserakan di bawah cahaya lampu taman, ku temukan senyum culas di poles kata manis di rerumputan. Itukah sejatimu? Aku hanya mengenalmu sebatas cahaya yang masuk ke retinaku, tak lebih dari itu
Mungkin aku dan engkau tak pernah benar-benar bertemu, setiap kali bayanganmu ku jadikan cermin melihat bahagiaku, tak ku temukan jawab selain titik-titik bisu. Itupun hanya sekejap, detik lain segera lenyap
Bercermin dari bayangan lampu taman, ada nada keraguan yang engkau tanam. Mungkin itu salahku yang terlalu mengagumimu, atau kita berdua yang sesungguhnya tak ada rasa
Bagan batu 18 juli 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H