Hubungan kita di bangun atas dasar apa adanya, kekuranganku engkau tutupi dengan rasa sayangmu, kelemahanmu ku genapi dengan kesetiaan hingga akhir waktu. Begitu yang kita ikrarkan, begitu pula yang kita perjuangkan, sejak awal hingga akhir kehidupan
Dengan sebaris kata cinta, ku lamar engkau menjadi ratuku. Tak pernah meminta lebih dariku, engkau terima apa yang ku beri dengan tangan terbuka. Senyumu selalu menawan, walau pedihnya kehidupan yang ku sajikan, begitu yang engkau rasakan, begitu pula yang engkau tampakan
Engkau masih ingat saat aku melamarmu? Ada rona merah di pipimu, senyum nan indah hadir ketika engkau mengangguk setuju. Sengaja ku simpan kenangan itu di laci hati, ku tanamkan bunga melati kesukaanmu sebagai bukti, ku jaga dari sengat cemburu dan prasangka, agar engkau nikmat di singgasana ratu rumah tangga
Dua puluh enam tahun kenangan itu tlah berlalu, tapi aroma bahagiamu masih tercium di setiap waktu. Ketika senja bertanya tentang apa yang membuatku selalu bahagia, dengan dada membusung bak ksatria pulang dari medan laga," Aku bahagia karena wanitaku adalah bunga dari syurga, yang di kirim tuhan sebagai anugerah ter indah"
Bagan batu 13 juli 2019
#kumpulan puisi "satu wanitaku"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H