Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Puisi | Seutas Maaf yang Terlambat

Diperbarui: 7 Juli 2019   00:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Bukan maksut hatiku bila hujan murung malam ini, titik air terasa enggan menyentuh hati, dingin yang membasahi ternyata tak sudi lagi. Cawan-cawan luka masih tengadah, butiran-butiran air mata masih tertumpah. Hujan tak mampu membasuhnya

Maafkan bila kata-kata berubah pedang bermata tega, mengoyak membelah di rongga dada. Kata pertama adalah malapetaka, kata selanjutnya lebih menyiksa

Bila hujan tak lagi mendinginkan, bila halilintar terasa bagai menampar, maaf ku kirim sebagai obat, sekedar penutup luka agar tak berdarah

Seutas maaf yang terlambat tertambat, memutar segalah arah  melompat ingin. Biarlah kata telah musnah di bawa angin, biarlah sebentuk hati kembali bermain. Maafkan, aku tak sengaja

Bagan batu 7 juli 2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline