Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Puisi | Di Tikungan Hati

Diperbarui: 30 Juni 2019   01:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Sejenak ku pandang wajahmu, sebelum bayanganmu benar-benar hilang di tikungan hatiku. Cawan tlah pecah terhempas kata, kasih tlah patah ber urai air mata

Di tikungan hati engkau benar-benar menghilang kini, sebaris senyum sekedar tanda perpisahan pun terasa basi. Rumpun perdu seperti kehilangan angan, pucuk bambu hanya riuh lalu menjauh

Pada senja tempat biasa kita bergandeng tangan, pada gugusan awan tempat cerita biasa kita tumpahkan, alasan apa gerangan hendak ku sampaikan.  Kabar tlah tersiar, aroma duka telah menguar

Di tikungan hati kini engkau tlah memutus mimpi, mencelupkan sepotong hati pada panas yang mendidih, merejam perasaan hingga tak terperih. Mungkin ini akhir dari kisah sebelum mati, atau mungkin mati sebelum mati itu tak berarti lagi

Bagan batu 30 juni 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline