Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Puisi | Di Perbatasan Malam dan Dini Hari

Diperbarui: 24 Juni 2019   22:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Ketika serangga malam sejenak menyandarkan lelah, mengumpulkan mimpi bekal peraduan hingga pagi, di tikungan jalan tempat kumpulan bunga sedap malam bersolek diri, harum hawa keindahan, semerbak mewangi di tarikan angin yang kasmaran

Aku mengenangmu lewat rembulan yang pucat mulai memudar, sedingin hati yang diterpa tusukan malam yang melukai, berdiri tergagap menyambut semburat dini hari. Dari balik tirai kehidupan yang menyungkup alam, aku tertegun dalam diam

Di perbatasan malam dan dini hari, ketika barisan embun mulai menghiasi, hendak ku lupakan tentang dirimu, hendak ku benamkan kenangan itu. Tapi tangan tak mampu mencabut memori dari hati, lidah terasa kelu ketika menyebut namamu

Bukan mengakhiri yang berat bila terjadi, bukan melupakan yang tak bisa aku tunaikan, tapi malam dan dini hari seakan mengajarkan, kenangan adalah bagian dari hati, kerinduan adalah mainan perasaan. Bila kenangan dan kerinduan tercampakan, sanggupkah hidup dengan serpihan hati

Bagan batu 24 juni 2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline