Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Puisi | Ketika Tenang Tak Menenangkan

Diperbarui: 14 Juni 2019   20:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Aku mulai lupa tentang berapa lama kita duduk berdua, memandang sang surya yang semakin menua, di tantang senja yang masih muda belia. Kita bercerita tentang segala hal, kupu-kupu yang menari di kelopak matamu, bintang-bintang yang setia datang ketika malam menjelang

Mungkin kita lebih dari sewindu duduk di situ, memahat cakrawala dengan kata-kata indah, menghentikan angin agar tak lagi bersuara. Kita mungkin tlah menghabiskan semua kisah yang melenakan, membungkusnya dengan benang panjang yang melintang di awang, menerbangkanya bersama awan

Kini saatnya kita pamit pulang, pada bintang yang setia mrndengarkan, pada kerumunan kembang yang siang dan malam mengharumkan. Kita tak tahu kapan kisah ini kan berulang, seperti tak tahunya kita tentang arah jalan pulang

Bagan batu 14 juni 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline