Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Puisi | Tuan dan Aku yang Pengemis

Diperbarui: 13 Juni 2019   22:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Tuan, berilah aku sedikit ketenangan, bukan kokangan senjata yang membakar, bukan sambaran cahaya kemewahan yang ku makan. Tuan,ingatlah wajahku, aku yang mendudukanmu di atas kursi beludru, memilihmu karena yakin engkau tak lagi belagu. Itu dulu, ketika engkau membutuhkan dukunganku

Tuan,tunaikanlah sedikit janji manismu, kan ku jadikan sandaran bila lelah telah memburu. Sekedar menahan badan agar tegak tak mau rubuh, hanya itu pintaku, hanya itu yang ku mau, sesederhana penampilanku

jangan kau siram jalanan dengan uang, karna tak mungkin tumbuh tunas kepercayaan dari nominal. Apalagi bila berharap akan ada ranting kejujuran berdaun keikhlasan, itu terlalu jauh dari nalarku, bahkan memimpikanyapun aku tak mau

Tuan, dengarlah suara pintaku. Aku tetap akan menunggu,walau itu seusia jabatanmu

Bagan batu 13 juni 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline