Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Puisi | Pada Saatnya Nanti, Ia Akan Menerima Kenyataan Ini

Diperbarui: 13 Juni 2019   07:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Bukan perkara mudah menerima kekalahan, bertubi-tubi peristiwa itu menyakiti, berulang-ulang kenyataan pahit itu menghampiri. Bukan perkara mudah, bahkan untuk sekedar menjejakkan kaki tetap kokoh di bumi, ketika sebahagian rasa di hati bercampur aduk bagai nyata dan mimpi

Tapi pada saatnya nanti ia akan menerima kenyataan ini, betapa  pedih ketika terbangun dari mimpi, betapa nyeri ketika harapan tak se elok angan-angan. Berulang kali di pecundangi, jatuh bangun tetapi suratan tangan seperti menghianati

Seperti kemarau yang tak berbekas di sapu hujam, seperti malam yang tega menelam siang, ia akan menyendiri di batas kemampuan diri, ia pernah ingin menggali kubangan sedih. Tapi ia lelaki sejati, yang pernah ribuan kali tersakiti, yang pernah tertatih-tatih meniti hari

Pada saatnya nanti ia akan menerima kenyataan ini, hidup bukan sekedar kalah dan menang, hidup bukan pertempuran siang dan malam, hidup juga bukan persaingan abadi dan kehancuran. Hidup ini hanya untuk kembali, mempersiapkan bekal untuk perjalanan esok hari

Bagan batu 13 juni 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline