Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Puisi | Menua bersama, Seindah Langit Senja

Diperbarui: 11 Juni 2019   06:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Dahan-dahan cemara bergetar tapi berbinar, bunga-bunga tersenyum manis di kulum. Kita tlah melalui banyak peristiwa, kita tlah melangkah dari jebakan masa. Berjalan beriringan, berpegangan tangan kala gelombang datang menghantam

Mungkin senja ini adalah yang ribuan kali, menjadi saksi dari janji yang slalu terpatri, menjadi penengah atas sumpah slalu setia. Engkau dan aku akhirnya menua bersama, dalam kerimbunan bahagia, di iringi gemericik air yang memuja

Trimakasih atas kesetiaanmu, trimakasih atas segala pengorbananmu. Kita semakin renta, tubuh kita semakin lemah. Tapi hati kita tetap sama, tapi bahagia kita tetap terjaga. Seperti pertama kita berjumpa, mengucap janji untuk saling setia, begitula hendaknya kita meng-akhirinya

Engkau dan aku semakin menua, tapi senja terasa semakin indah. Bila tuhan nanti memisahkan jalinan ini, kita kan tetap tersenyum, kita kan bangga melambaikan tangan, karena senja merona bahagia, karna kita tlah membuktikanya, menua bersama seindah langit senja

Bagan batu 11 juni 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline