Bukan bermaksut ingin ikut campur urusan orang lain,apalagi sampai ikut mengutak-atik jumlah uang di dalam dompet.artikel ini hanya sekedar ingin mengingatkan kepada kita semua,betapa lebaran sering membuat kita lupa diri,lupa waktu,lupa keadaan,bahkan sampai lupa mengatur pengeluaran.
Biasanya momen lebaran adalah saat kita semua melakukan apa saja demi ikut merayakan.merayakan apa? tentu merayakan kemenangan.kemenaangan yang bagaimana? biasanya di hari lebaran ini kita sudah tidak perduli lagi dengan hakikat kemenangan yang sedang di rayakan.pokoknya ikut merayakan.
Padahal momen lebaran sesungguhnya adalah saat di mana kita merayakan kemenagan setelah berhasil menahlukan hawa nafsu dan segala keinginan rendah lainya.bermartabatkah kita bila merayakan kemenangan mengalahkan hawa nafsu tapi dengan memuja hawa nafsu kembali? merayakanya dengan mengedepankan nafsu sebagai pelampiasanya?
Berapa pengeluaran anda selama lebaran?
Baju baru,perhiasan mewah,perabotan baru,kendaraan baru,dan segala hal yang di usahakan terbaru seolah identik dengan lebaran.tidak di kota tidak di kampung,semua orang merasa tidak ikut merayakan hari lebaran bila tidak memiliki semua yang baru-baru.
Akhirnya semua orang hanya sibuk dengan tampilan lahiriah semata.tentu tidak ada salahnya tampil secantik dan setampan mungkin,tapi terlalu memaksakan diri harus dengan yang baru adalah kekeliruan yang fatal.apalagi bila keinginan untuk tampil "wah" di hari lebaran akhirnya menghilangkan gairah kita untuk bersedekah,menolong orang yang kesusahan.
Mungkin perlu ada penelitian yang mendalam tentang perilaku konsumtif ummat islam sebelum dan selama lebaran berlangsung.setidaknya akan ada data yang valid untuk mengukur perilaku ummat ketika lebaran tiba.
Tapi bila kita menyadari betapa kita hidup harus berbagi dengan orang lain yang masih di belenggu kemiskinan,momen lebaran seharusnya kita manfaatkan untuk lebih meningkatkan kepedulian dan kepekaan kita terhadap nasip orang-orang yang kurang beruntung tersebut.
Mudik silahkan,silaturahim harus,berwisata monggo,tapi kita harus pandai-pandai mengolah hati dan keinginan.jangan sampai nilai ramadhan yang telah susah payah kita perjuangkan,hancur lebur di telan nafsu merayakan yang berlebihan.
Bila saya bertanya berapa pengeluaran anda selama lebaran,jangan langsung marah atau benci kepada Kang marakara.ini adalah bagian dari kewajiban manusia untuk ingat-mengingatkan dalam kebaikan.
Jadi,berapa pengeluaran anda selama lebaran? berapa sedekah anda kepada para fakir selama lebaran?