Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Puisi | Seminggu Enam Kali, Aku Mengoyak Mimpi

Diperbarui: 7 Juni 2019   07:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gerimis seperti mengemis mengajaku pulang, bagai tangis yang tak henti membujuk hati untuk kembali. Ah, mungkinkah hatiku tlah ikut pergi, bagaimana mungkin ragaku terpaku di bawah pohon kamboja ini, sedang seluruh kenangan berkelana mengitari bumi

Seminggu enam kali aku mengoyak mimpi, ketika rindu menuntunku untuk menemuimu, bercengkrama dalam diam, berbicara dalam kebekuan. Kita di kotak yang sama,tapi dunia kita tlah berbeda. Aku hanya mengandalkan rasa, ku yakin engkau pasti mampu merasakanya

Seminggu enam kali aku mengoyak mimpi, semenjak kepergianmu untuk tak kembali. Aku bersumpah pada waktu yang telah memisahkan, aku berjanji pada langit yang setia menyaksikan. Biarlah terkoyak seluruh kenangan,biarlah terlara segala keindahan, aku tetap menemuimu walau itu memedihkan

Seminggu enam kali aku mengoyak mimpi, biarlah serpihan memory  memenuhi jalan, biarlah aroma  kesedihan menggelayuti alam. Bahkan biarlah hingga raga ini mengering dalam perjalanan, aku kan setia menepati janji, aku kan tetap menemanimu walau beda dimensi. Biarlah terkoyak seluruh mimpi, aku kan tetap di sini

Bagan batu 7 juni 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline