Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Puisi | Pada Mata yang Tak Pernah Berdusta

Diperbarui: 5 Juni 2019   23:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Ketika semua warna keindahan telah musnah, titik titik hitam mulai berjatuhan bak rintik hujan, aku berdiri mematung pada sunyi, masih berharap ada secercah cahaya terakhir kan memanggil

pada sekian mata yang menyaksikan,pada keriuhan alam yang sedang meng-aminkan, ku pahat satu persatu huruf kapital inisialmu, ku gantungkan di jendela jendela bintang semua tentang kebaikanmu

Pada mata yang tak pernah berdusta, pada penglihatan nurani yang selalu terjaga, ku ingin mereka mengeja bersama, goresan aksara aksara indah kesetiaan manusia.

Mungkin aku terlalu berlebihan menilaimu, mungkin aku terlanjur memuja segala yang ada padamu, tapi mata tak pernah berdusta, selama jiwa senantiasa berpegang teguh pada amanah.

Bagan Batu, 5 juni 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline