Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Puisi | Takbir dan Air Mata

Diperbarui: 5 Juni 2019   08:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok pribadi/ps express

Ketika embun pagi telah bersuci diri, dahan bunga cempaka ucapkan pujian pada ilahi, bercucuran air mata mengenang segala dosa yang pernah terjadi. Bagaikan tangisan semesta yang mengiringi, langkah kembali suci di hari nan fitri

Allahu Akbar,Allahu Akbar,Allahu Akbar. Hancur seketika kesombongan diri, takhluk bersimpuh di kebesaran sang pemberi. Aku bagaikan debu di cakrawala, tertiup angin pagi tanpa tentu arah

Ya Allah tuhan yang maha memafkan, ijinkan aku bersimpuh di ujung penyesalan, mengais kembali segala kesadaran, kumpulkan segenap kesucian yang sempat tercerai berai. Ijinkan aku bertakbir mengagungkan namamu, biarlah air mata jadi saksi penyesalan dosaku

Bagan batu 5 juni 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline