Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Puisi | Menanti Maaf yang Sesungguhnya

Diperbarui: 4 Juni 2019   23:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok pribadi/ps express

Ketika terkunci hari oleh sekian banyak kesalahan, ribuan kata yang pernah membuat luka hingga berdarah, aneka fitnah bagaikan hujan meteor memporak-porandakan bangunan kepercayaan

Hari ini,saat ini,di keheningan pagi tatkala mentaripun menyapu segenap kedengkian yang tersembunyi, aku menantimu,aku menunggumu. Satu kata maaf yang engkau ucapkan, jutaan keikhlasan untuk merelakan

Maafmu bagaikan gemericik air pegunungan yang menyegarkan, membilas segala kegersangan dari kemarau panjang, tumbuhkan kembali benih benih damai yang sempat padam. Maafkan segalah salahku, maafkan segala dengkiku

Bagan batu 4 juni 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline