Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Puisi | Benci yang Tak Mau Pergi

Diperbarui: 3 Juni 2019   12:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok pribadi/ps express

Mengapa rasa benci tak mau pergi, padahal ramadhan sudah di ujung perjalanan. Ternyata benci bersembunyi di laci hati, menyelinap di jubah ibadah, bersembunyi diam di kepongahan nurani

Bagaimana hendak menyambut pesona syawal, bila segala kemewahan lebih di dewakan. Benci menemukan lahan menanam saham, bersama riya kini benci bergandengan tangan

Sebulan menahan lapar,tapi kebencian semakin menghujam. Siang malam menyebut nama tuhan, tapi benci seakan di manjakan. Adakah ramadhan hanya kita sambut dengan kepura-puraan, mungkinkah ibadah hanya jadi pertunjukan citra diri belaka

Kini benci dan riya berpesta pora, merayakan kemenangan menunggangi manusia. Kita mengaku sebagai pemenang, padahal diri kita hanya pecundang. Benci yang tak mau pergi, pertanda kita ummat yang merugi

Bagan batu 3 juni 1019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline