Kan ku ukir namamu di sepanjang jalan yang ku lalui, di kelopak bunga bunga yang mekar, di pembatas langit dan awan. Agar pulangku senja nanti, barisan senyumu masih menemani rasa jemuku, menyanyikan lagu kerinduan yang membakar
tlah seribu purnama engkau meninggalkan sunyi, berbilang hari berbilang malam bayanganmu menyendiri. Berlari di antara tabir tabir mimpi dan rembulan, menampakan siluet hitam di antara gugusan bintang
Haryati, ku sebut namamu bersama gerimis yang kadang datang, menjenguk kegersangan hati mengenang perpisahan. Haryati, ku ulurkan tanganku menggapai hadirmu, melewati kungkungan waktu yang terbelenggu
Aku tahu aku tertipu, semerbak wangi hadirmu hanyalah fatamorgana yang semu. Haryati, namamu masih ku simpan di bilik rinduku, selalu
Bagan batu 30 maret 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H