Bersamamu setelah ribuan jarak kita lalui, menerobos hujan kecemasan, meniti kilatan kilatan petir menggelegar. Aku masih belum mampu menyentuh relung hatimu, berayun dalam balutan kasih sayang sanubarimu
Kini kita tlah di ambang senja gurun sahara, menemukan setitik harapan hanya fatamorgana. Aku hanya mampu persembahkan setetes embun, yang ku kusimpan erat di cawan hatiku, ku selimuti gulungan rindu yang mulai rapuh
Bersamamu adalah penderitaan, perjuangan untuk merebut serpihan kasih sayang. Bersamamu adalah melelahkan, berusaha alihkan pandangan hati, setetes embun coba ku angsurkan
Tapi seperti kering kerontangnya kemarau, hatimu belum juah ranum menghijau. Haruskah ku tunggu hingga tetes embun mengering dalam dekapan, tinggalkan debu penantian yang jauh dari kepastian. Bahkan kini tetes embun mulai menikam hati, ciptakan perih tapi tak perlu di tangisi
Bagan batu 27 mei 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H