Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Puisi | Setetes Embun Menikam Hati

Diperbarui: 27 Mei 2019   09:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Bersamamu setelah ribuan jarak kita lalui, menerobos hujan kecemasan, meniti kilatan kilatan petir menggelegar. Aku masih belum mampu menyentuh relung hatimu, berayun dalam balutan kasih sayang sanubarimu

Kini kita tlah di ambang senja gurun sahara, menemukan setitik harapan hanya fatamorgana. Aku hanya mampu persembahkan setetes embun, yang ku kusimpan erat di cawan hatiku, ku selimuti gulungan rindu yang mulai rapuh

Bersamamu adalah penderitaan, perjuangan untuk merebut serpihan kasih sayang. Bersamamu adalah  melelahkan, berusaha alihkan pandangan hati, setetes embun coba ku angsurkan

Tapi seperti kering kerontangnya kemarau, hatimu belum juah ranum menghijau. Haruskah ku tunggu hingga tetes embun mengering dalam dekapan, tinggalkan debu penantian yang jauh dari kepastian. Bahkan kini tetes embun mulai menikam hati, ciptakan perih tapi tak perlu di tangisi

Bagan batu 27 mei 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline