Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Puisi | 22 Mei, Bumi Pertiwi Bersedih Hati

Diperbarui: 22 Mei 2019   14:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

DetikTravel/Reno

Sejenak aku terdiam, di tengah tengah kerumunan berita yang berseliweran, mengapa jadi seperti ini bumi pertiwi, haruskah anarki menjadi solusi dari kecamuk diri

kemana larinya para politisi yang rajin menebar duri, kemana perginya para pembesar bangsa yang slogannya cinta negeri sendiri. Mengapa dibiarkan rakyat saling menyakiti, mengapa tak dicegah mereka membakar hati

Bukankah bangunan ini kita dirikan bersama-sama, mengorbankan jiwa dan raga para ksatria. Mengapa engkau kini ingin membakarnya, mengapa kini engkau ingin merobohkannya

Tidakah engkau dengar bunyi seruling anak gembala, menyanyikan indahnya panorama Indonesia dalam kedamaian. Engkau, aku, mereka adalah jiwa yang sama, satu nusa, satu bahasa, satu bangsa.

22 mei  bumi pertiwi bersedih hati, melihat tontonan ketamakan akan kekuasaan, menyaksikan rasa angkara murka menguasai jiwa. Tangisan bumi pertiwi mungkin tak lagi engkau dengar, karena hati dan jiwamu dipenuhi api permusuhan

Bagan batu 22 mei 2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline