Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Biarkanlah Ujung Waktu Mempermainkan Penantianku

Diperbarui: 19 Mei 2019   10:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

wahai angin yang tercipta dari rasa malas kepak sayap burung pelikan, yang bertiup dari cela cela jendela jiwa yang merana. Mengapa tidak engkau kuliti seluruh perasaan jemu yang mengganggu, menyibak habis kenangan manis tapi berujung gerimis

di puncak penantian aku tetap bertahan, pecahkan kaca kaca mati melukai hati, remukan batu batu kali penyumbat pedih. Tlah ribuan kali ku teriakan namamu, ku alirkan lewar irama deburan ombak yang berdendang, bahkan dalam diamnya penantian, namamu ku pahatkan di atas awan

Biarkanlah ujung waktu mempermainkan penantianku, mencabik cabik cuilan hati sambil berbisik, "mampukah engkau merajam rasa rindu agar tak membatu." Aku hanya diam,bahkan ketika waktu mulai jemu menggodaku

Bagan batu 18 mei 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline