Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Puisi | Seandainya Waktu adalah Kita

Diperbarui: 19 Mei 2019   05:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Ketika siang dan malam hendak di pertemukan senja, butir butir debu riang menari selimuti labirin angkasa. Engkau adalah siang, tempat segalah arah terlihat nyata,sedang aku adalah malam, kadang membingungkan,tapi sisi kelamnya lebih nyata

Bagai perputaran roda pedati kehidupan, kadang engkau memaknai hadirku bagai seonggok gumpalan debu yang beterbangan, hadir di setiap masa, tapi kering dari makna. Yakinmu aku hanya mengotori cerita indah tentang segala yang tercipta

Mengapa musti perbedaan yang harus kita nyatakan, sedangkan siang dan malam tetap bergandengan, mengitari langit dan bumi walau tak pernah sepaham.engkau dan aku hanya di cipta untuk berkisah, menghiasi kehidupan dengan tangisan dan tawa

Bagan batu 18 mei 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline