Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Puisi | Sepotong Mimpi Membangunkan Mimpi

Diperbarui: 18 Mei 2019   04:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Aku masih belum mampu memahami alur pikiranmu tentang sepotong mimpi, engkau menangis meraung raung ketika mimpi menyodorkan potongan bulan terbelah tuju. Bahkan engkau menggigil ketakutan, ketika di sekujur malam mimpi menghadirkan sekelebat bayangan tentang perpisahan

kini kita berdua hidup bersama potongan potongan mimpi, engkau menyapaku mesrah ketika mimpi membisikimu tentang rasa setia. Bergandengan tangan menuruni lembah keindahan, setelah potongan mimpi menasehatimu akan kebahagiaan

Sampai kapan aku dan engkau hidup melayani mimpi, duduk termenung di teras rumah, terpaku kosong menatap kering rerumputan di senja hari, berharap potongan mimpi sudi menepi malam ini. Cukup sekali ini, agar aku berkesempatan merawat hati kekasihku dengan siraman air bercampur mawar

jika potongan mimpi kembali datang membangunkan mimpi, biarkan aku memeluk erat tubuh wangimu, biarkan sekujur rindu dan keindahan menjalar, menasehati potongan mimpi tentang kenyataan. Bahwa ada aku di sampingmu, menawarkan mimpi yang lain dalam dekapan

Bagan batu 18 mei 2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline