Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Puisi | Menangisi Kepergianmu adalah Sia-Sia

Diperbarui: 16 Mei 2019   04:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Alasan terbesar mengapa aku tetap bertahan mengarungi samudera kehidupan,karena senyumu selalu membuatku tersipu malu.guratan bahagia yang seketika hadir menghujam jiwa,tatkala kedua mata kita tak sengaja saling menyapa

begitu yang kita lalui, dari purnama pertama hingga purnama berikutnya. bahkan ketika engkau nyatakan ingin berpisah,seluruh pendengaran panca indraku seakan tuli dari kata kata menyakitkan itu.

setelah bayangan hadirmu semakin menjauh dan menjauh,barulah ku sadari engkau tlah meninggalkan setumpuk rindu yang mulai membatu.sia sia ku teriakan namamu setiap pagi dan petang,hadirmu kini bagaikan hempasan derita yang berkepanjangn

menangisi kepergianmu adalah sia sia,ketika gugusan awan dan desir angin dingin tak mampu lagi membisikan.engkau kini bersembunyi di balik gugusan bintang,memandang dari jauh tangisanku yang tak lagi terdengar lantang.tapi biarlah air mata ini menghantarku hingga menyentuh batas kerinduan

Bagan batu 16 mei 2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline