Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Puisi | Rumah Mungil di Tepi Langit Mati

Diperbarui: 15 Mei 2019   23:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Mengenang hadirmu kembali merajut mimpi,memetik kuntum harum putih melati.melukis tentang senja yang tak pernah berhenti mencintai sunyi

kita berdua pernah berjanji sehidup semati,menanam akar kayu jati,membingkai lukisan tentang cinta abadi di lorong mimpi.engkau begitu bahagia,sehingga senyum manismu tiap sekejap pasti menghiasi langit mati

rumah mungil di tepi langit mati bagaiakan saksi,memadukan dua hati yang rindu akan kebahagiaan sejati.rumah yang berlantaikan kesetiaan dan beratap pengorbanan,menciptakan berjuta memory tentang arti ketulusan

kini setiap purnama menjelang,ku bakar segenggam rindu di ujung malam.berharap aroma penantian kan membangunkanmu dari tidur keabadian.begitu yang slalu ku lakukan,hingga tuhan menghantarkanku melintasi waktu untuk menemui dirimu

Bagan batu 15 mei 2019

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline