Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Puisi | Lelaki Tua dan Sepeda yang Setia

Diperbarui: 15 Mei 2019   16:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Matahari masih meringkuk di balik selimut,embun pagi sibuk berkaca mempercantik diri.angin dan burung pagi sedang mempersiapkan nyanyian pagi.lelaki tua dengan sepedanya yang setia telah membelah bumi.

lelaki tua dengan sepedanya telah melintasi jutaan peristiwa,menjadi saksi indahnya panorama dunia,hingga hancurnya peradaban anak cucu manusia.lelaki tua dengan sepeda setianya,menjungkir balikan sejarah bersama kayuhan kakinya

pagi ini dia menangis di temani ribuan bunga,sepeda setianya telah mati tanpa pernah meninggalkan kata.siapa lagi yang akan mengerti keadaanya?siapa lagi yang menemani menerobos angkuhnya dunia

lelaki tua kini merasa semakin menua,hari hari terakhir pasti akan segera tiba.hanya satu yang di sesalinya,mengapa tidak mati bersama dengan sepeda setianya

Bagan batu 15 mei 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline