Memang mujur nasip pelawak yang satu ini,setelah sekian lama memerankan seorang tokoh guru yang tiba tiba bisa menjadi seorang presiden lewat serial komedi "servant of the people", ternyata Tuhan seperti berpihak kepada lelaki bernama lengkap Volodymyr zelensky ini.
Tak di sangka tak di duga, Volodymyr mampu mengalahkan capres petahana Petro poroshenko dalam pilpres yang di gelar di ukraina, baru-baru ini. Tentu ini mengejutkan semua pihak tidak hanya di dalam negeri Ukraina, tapi juga dunia.
Apakah pelawak yang menurut hitung cepat mengantongi 73,2% suara ini akan memimpin pemerintahan dengan gaya lawakanya? Tunggu dulu, Volodymyr bukanlah seorang pelawak berotak kosang. Lulusan Kryvui Rih Institute of Economics ini pasti punya bekal ilmu dan kemauan yang kuat untuk memperbaiki keadaan di Ukraina yang dikungkung praktek korupsi dan ketegangan dengan Rusia.
Menangnya seorang pelawak ini juga menunjukan bahwa masyarakat di Ukraina mulai bosan dengan gaya pemerintahan sebelumnya yang tidak berhasil meningkatkan kesejahteraan rakyat secara nyata. Maka di pundak seorang pelawaklah kini semua harapan ditumpukan.
Bagaimana dengan Indonesia?
Kita di Indonesia juga baru sukses mengadakan pilpres, dikatakan sukses karena selama masa kampanye dan hari pencoblosan semuanya berjalan lancar tanpa hambatan dan tidak seperti di Ukraina di mana salah satu capresnya (bahkan menang) adalah seorang pelawak, di negara kita capresnya hanya dua, Jokowi-maruf Amin dan Prabowo-Sandi.
Tapi politik kita justru dipenuhi "lawakan-lawakan" tidak lucu dari para politisi kita. Ada kabar tentang penganiayaan seorang perempuan tua, semua politisi ramai-ramai gelar jumpa pers. Setelah ketahuan hoax, semuanya merasa dibohongi. Lucu mungkin, tapi konyol iya. Itu cuman sekedar contoh betapa para politisi kita gayanya sering melawak walau bukan pelawak.
Belum lagi isu kebangkitan PKI, negara khilafah, adzan hendak di larang, bahkan yang paling seru klaim kemenangan padahal KPU belum mengumumkan secara resmi siapa pemenangnya. Ya sekali lagi harus kita akui, lucu mungkin konyol iya. Padahal anak SD pun tahu, sebelum nilai rapor diumumkan oleh guru, bagaimana kita mengklaim sebagai juara satu.
Maka munculnya capres dan cawapres guyonan (fiktif) Nurhadi-Aldo, sebenarnya adalah bentuk protes dari masyarakat terhadap para politisi kita yang seringkali gaya bicara dan tindakannya tidak mencerminkan etika seorang elit bangsa. Lebih sering melawak, walau terdengar konyol bagi masyarakat banyak.
Bahkan seandainya pasangan Nurhadi-Aldo ini benar-benar nyata di pilpres 2019 ini, saya yakin dan haqul yakin Jokowi dan Prabowo pasti terjungkal suaranya. Tapi untungnya Nurhadi-Aldo hanya fiktif belaka, dan Volodymyr Zelensky warga Ukraina.
Mudah-mudahan para politisi kita mau berkaca pada kemenangan pelawak Volodymyr zelensky di Ukraina, dan munculnya capres guyonan di Indonesia, betapa rakyat sudah banyak yang mulai jemu dengan gaya lawakan pilitisi yang lucu mungkin, konyol iya.