Menunggu memang pekerjaan yang paling membosankan.baik menunggu pacar,gajian,istri belanja,istri berdandan,apalagi menunggu waktu untuk berkuasa,siapa tahan?
Bila kita menunggu,putaran waktu seolah berjalan pelan.satu detik rasanya satu jam,satu jam seperti satu hari.apalagi menunggu sang kekasih hati,maka waktu seakan berhenti total.
Menunggu itu seakan mematikan hati dan perasaan.jiwa ini seakan di ombang ambing seribu satu ketidak pastian.bahkan bila bisa di beli agar waktu cepat berputar,dan yang di nanti segera nyata di hadapan,berapa pun harganya pasti akan di beli.mungkin begitulah yang di rasakan para politisi negeri ini.
Menunggu KPU merampungkan penghitungan suara nasional dan melakukan pengumuman resmi sepertinya sudah sangat di nanti nanti.dan seperti layaknya orang menunggu sesuatu yang belum pasti,reaksi orang yang menunggu bisa bermacam macam.ada yang sabar,ada juga yang tidak mampu lagi menahan hasrat segera berkuasa.
Mengapa menunggu begitu membosankan?
Itu karena hasrat kita yang terlalu menggebu untuk segera menghadirkan segala keinginan dan tujuan menjadi kenyataan.semua energi tubuh dan pikiran terfokus pada sesuatu yang belum tentu terwujud tapi sudah memenuhi angan angan.
Pernah melihat kucing yang dengan sabar menunggu seekor tikus keluar dari lubang sarangnya? coba perhatikan wajah sang kucing,tetap ceriah,tidak tergesa gesah,dan yang terpenting tidak pernah merasa jenuh dan bosan.mungkin kita manusia seharusnya malu pada kucing yang otaknya hanya cukup untuk memahami makan,makan,dan makan
Nah daripada bosan menunggu KPU melakukan rekapitulasi suara yang belum rampung,tidak ada salahnya bila kita isi waktu menunggu dengan banyak banyak mengingat kebesaran tuhan yang maha kuasa nenentukan.maka yakinlah waktu yang lama akan terasa sebentar.kita tidak bosan,amal bertambah,dan kita tidak di tertawakan kucing yang mungkin juga sedang menunggu tikus menyerahkan diri.
Salam indonesia damai.
#serial tulisan sampah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H