Mengapa duka yang bersalah bila akhirnya hatimu terluka, bukankah rumpun bambu di depan rumahmu setia mengingatkan, gemericik air pancuran senantiasa menyadarkan, hatimu mulai membatu, jiwamu gampang meragu, hingga akhirnya belati cinta menggores tajam ulu hati
Kini engkau telah ternoda, kumbang terbang seolah tiada salah. kau jebak jiwamu,kau tipu nuranimu,kau korbankan yang paling berharga. putik ranum bunga cempaka, terkulai lemah terhimpit timbunan dosa
Di keremangan cahaya kini kau berada, berharap rembulan bawakan harapan bersama malam. bersama luka yang kian bernanah, beribu sesal bagai mengoyak dada, kau selonjorkan kaki seakan pasrah. tuhan berilah aku cahaya di atas segala luka.
Bagan batu 22 april 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H