Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Puisi | Duka Tak Pernah Mendustai Hatimu

Diperbarui: 22 April 2019   18:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Mengapa duka yang bersalah bila akhirnya hatimu terluka, bukankah rumpun bambu di depan rumahmu setia mengingatkan, gemericik air pancuran senantiasa menyadarkan, hatimu mulai membatu, jiwamu gampang meragu, hingga akhirnya belati cinta menggores tajam ulu hati

Kini engkau telah ternoda, kumbang terbang seolah tiada salah. kau jebak jiwamu,kau tipu nuranimu,kau korbankan yang paling berharga. putik ranum bunga cempaka, terkulai lemah terhimpit timbunan dosa

Di keremangan cahaya kini kau berada, berharap rembulan bawakan harapan bersama malam. bersama luka yang kian bernanah, beribu sesal bagai mengoyak dada, kau selonjorkan kaki seakan pasrah. tuhan berilah aku cahaya di atas segala luka.

Bagan batu 22 april 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline