Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Real Count Internal Vs Quick Count, Saya Lebih Percaya KPU

Diperbarui: 19 April 2019   17:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Prabowo foto : Rifkianto Nugroho/detikcom

Kisruh saling klaim sebagai pemenang pilpres 2019 ini terasa seperti pertunjukan drama yang menguras air mata dan membetot perhatian kita untuk terus menerus menunggu kisah selanjutnya di tampilkan.

Persoalan yang sebenarnya bisa di buat sederhana dan mungkin juga dengan perasaan gembira, ternyata musti di tampilkan dengan segala macam kejutan dan bumbu bumbu yang kadang membuat kita masyatakat awam jadi bingung bin pusing memikirkanya.

Simpulnya sangat sederhana.pencoblosan sudah di lakukan,rekafitulasi surat suara sedang berlangsung,KPU sebagai lembaga yang ditunjuk undang undang untuk menghitungnya sedang bekerja, KPU juga yang punya hak resmi untuk mengumumkan hasilnya.

Bila ada lembaga survei atau internal partai yang melakukan hitung cepat atau apapun namanya, menurut undang undang itu tidak bisa di jadikan pijakan hukum untuk menentukan siapa pemenang pilpres. Artinya hasil hitung cepat itu hanya untuk penunjuk awal atau sekedar contoh dari proses penghitungan suara.

Tapi sesuatu yang sudah jelas alurnya, jelas urutanya, jelas dasar hukumnya, begitu bersentuhan dengan dunia politik bisa di bolak balik. Yang jelas bisa buram, yang remang remang bisa nyata. Sesuatu yang seharusnya bisa dilewati dengan riang gembira bisa berubah menjadi penuh curiga.

Kasihan para relawan di bawah yang sedang bekerja siang dan malam,kasihan kepada para petugas penghitung suara yang sedang melakukan rekafitulasi secara marathon, kasihan kepada petugas keamanan dari POLRI dan TNI yang siap siaga sepanjang waktu ,dan yang paling menyedihkan adalah masyarakat awam yang bingung dan kemudian mulai saling curiga lagi.

Maaf Pak Prabowo, bagaimana kalau kita tunggu bersama hasil resmi dari KPU dirilis, waspada harus,hati hati mesti, tapi jangan sampai berlebihan apalagi menimbulkan saling curiga dengan sesama anak bangsa. Kita kawal bersama kerja KPU melakukan penghitungan surat suara.

Bukankah seluruh elemen bangsa ini telah sepakat akan menjadikan ajang pemilu ini sebagai pesta demokrasi yang menggembirakan dan membahagiakan, ajang memupuk persatuan dan persaudaraan sesama anak bangsa, dan kita sudah berhasil melakukan itu ,mulai dari kampanye, debat, pencoblosan, semuanya berjalan aman dan damai.

Maka kepada para elite politik dan tokoh nasional,mengapa tidak memberikan contoh nyata dengan perbuatan dan ucapan, agar bisa di contoh oleh masyarakat luas, bahwa kita ini bangsa beradab dan punya etika yang menjunjung tinggi hukum dan demokrasi. Semoga kita semua terketuk kesadaranya untuk tetap mendahulukan akal sehat.

Salam pemilu damai

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline