Ri,aku masih ingat saat pertama kita berjumpa,ketika mentari hendak membelah jalan aspal di depan kita dengan cahaya lembutnya,tatkalah gumpalan awan mendung memberi waktu pada gerimis menggiring kita berteduh di ujung payung
kau tersipu malu,ketika butiran air hujan menyentuh pinggir hatimu,seakan menyadarkan bahwa aku masih berdiri di sisihmu.pipimu merona merah,seperti keriangan anak tak berbaju asyik dengan hujanya,mungkin begitulah hatimu
kini saat ini di tempat ini,kita bertemu kembali.membawa bongkahan kenangan masa lalu sebagai beban,mengurai manisnya hujan sebagai ujung penderitaan.aku tak pernah meninggalkanmu,seperti bayanganmu yang tak pernah jauh dariku
Ri,maafkanlah waktu yang telah merubah waktu seakan sia sia,maafkanlah hujan bila tetesan lembutnya mengorek luka,maafkanlah aku yang tak mampu menyimpan kenangan sebagai jembatan.kau di paksa oleh keadaan,aku pun hanya pasrah dengan kenyataan
Bagan batu 18 april 2019
untumu Ri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H