Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Kerumunan Massa adalah Indikasi Kemenangan?

Diperbarui: 7 April 2019   15:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kampanye akbar prabowo-sandi.foto : antara foto/hafidz mubarak A/foc

Hari ini ribuan orang bahkan ada yang mengklaim jutaan orang,hadir di kampanye akbar prabowo-sandi.jumlah massa yang hadir di agung agungkan oleh kubu prabowo -sandi sebagai indikasi bahwa pilpres kali ini pasti di menangkan oleh kubunya.

Tentu ini klaim yang wajar dalam sebuah kontestasi.semua kubu baik 01-02,pasti mengatakan hal yang sama tentang kekuatan massa pendukungnya berdasarkan jumlah massa yang menghadiri kampanyenya.makin banyak massa yang hadir,makin besar pula klaim mereka meraih kemenangan.

Bahkan beberapa waktu yang lalu ,sempat ada yang membanding bandingkan jumlah massa yang menghadiri kampanye masing masing kubu sebagai tolok ukur kemenangan dalam pilpres.

Benarkah dari jumlah massa yang menghadiri suatu acara kampanye berarti kemenangan sudah di tangan?

tidak ada ukuran yang jelas yang bisa menerangkan hubungan jumlah massa dengan peluang memenangkan suatu pemilihan.karena dari ribuan masyarakat yang hadir mengikuti acara kampanye,masing masing datang dengan niat dan tujuanya sendiri.

Ada yang hadir karena memang pendukung fanatik,ada juga karena hanya mencari hiburan,bahkan ada yang datang karena ada kordinator kordinator yang menggerakan mereka.dan yang seperti ini biasanya tidak gratis.minimal ada uang transport dan uang makan.

Jadi mengklaim mendapat dukungan besar hanya berdasarkan jumlah manusia yang menghadiri suatu acara kampanye adalah klaim yang tidak berdasar.dan lebih di maknai sebagai gertakan atau perang psikologi untuk mempengaruhi opini masyarakat

Sebentar lagi kubu jokowi- kiai Ma'ruf Amin akan mengadakan kampanye akbar juga.pasti mereka akan berusaha agar jumlah massa yang menghadri kampanye jumlahnya meledak melebihi jumlah yang hadir dalam kampanye lawanya.

Dari sini kita bisa simpulkan bahwa politik kerumunan massa masih menjadi jualan yang sexy untuk di lakukan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline