Hentikan sejenak kawan, istirahat sejenak kawan, kendurkan syaraf-syaraf politik yang menegang.
Mumpung hari ini dalam susana peringatan Isra Mi'raj, mengapa kita tidak menjadikanya momentum untuk introspeksi diri. Pikirkan apa saja yang sudah dilakukan selama ini. Renungkanlah apa saja ucapan yang bisa jadi menyakiti pihak lain.
Berusaha boleh, tapi harus ingat itu hanya usaha manusia biasa, hanya Yang Maha Kuasalah akhirnya yang menentukan segalanya.
Maha suci Allah yang telah memperjalankan hambaNYA pada suatu malam dari masjidil haram ke masjidil aqsha,yang telah kami berkahi sekelilingnya agar kami perlihatkan kepadanya sebahagian dari tanda tanda(kebesaran)kami,sesungguhnya Dia adalah maha mendengar lagi maha melihat.(al-isra:1).
Lalu mengapa kita sekarang seperti mengabaikan kekuasaan Tuhan sekalian alam, yang segala urusan ada di genggamannya hanya karena ingin berkuasa kita rela melakukan cara-cara yang di luar akal sehat. Fitnah, caci maki, hoax, adalah beberapa contoh betapa berambisinya kita.
Padahal dari ayat Alquran di atas, jelaslah bahwa segala sesuatu tergantung dari izin dan kuasanya. Hari ini hanya gara-gara hasil survei kita merasa sudah menang. Gara-gara survei, kita jadi patah semangat. Hari pencoblosan belum, tapi kita sudah meramal duluan.
Maka dari itu, marilah kita bersikap tenang, tak usah mendahului takdir Yang Maha Kuasa. Bila kita bersikap seperti ini, mudah-mudahan Pilpres kita kali ini berjalan aman dan tertib. Dan yang terpenting, demokrasi kita semakin beradab.
Saatnya kita istirahat, saatnya kita merenung. Kalah menang dalam pilpres itu sudah biasa, bila engkau tak suka dengan pilihan-NYA, gugatlah takdir Yang Maha Kuasa.
Salam kang marakara
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H