Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Neno Warisman, Pulanglah! Aku Masih Menyayangi dan Menunggumu

Diperbarui: 24 Februari 2019   11:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pulanglah sayangku.neno warisman foto : republika.co.id

Puisi itu buah dari hati,yang meluncur berbentuk kata kata.siapapun berhak dan bebas mengutarakanya.dan siapapun berhak mempublikasikanya.

Tidak ada yang salah dari puisi seorang Neno warisman,seandainya puisi ini hanya untuk pribadi.mungkin begitulah suasana hatinya,mungkin begitulah rasa keresahanya.merdeka dalam ber ekspresi mungkin jadi sloganya.

Tapi ketika puisi yang merupakan cerminan suara hati,kemudian di bacakan agar di konsumsi orang lain selain diri sendiri,maka puisi berubah bukan lagi barang pribadi.

Seperti penulis puisi yang bebas ber ekspresi,menulis sekehendak menuruti hati,publik penikmat puisipun bebas memberi tafsiran sendiri sendiri.

Mungkin inilah  yang di maksud kebebasan mengeluarkan pendapat.yang bahkan di atur undang undang.tak ada yang membatasi,apalagi yang melarang.

Penggalan puisi yang mengusik hati. Sumber : detiknews.com

Sebagi manusia yang terbuat dari  darah dan daging,menyakiti hati sesama adalah laknat.puisi tetap puisi,tapi kita mesti arip dalam penyampaianya.

Bagaimana seseorang yang berbudi,orang yang besar dari dunia seni,mampu membelokan puisi,menyelewengkan seni,hanya untuk sebuah ambisi.seni adalah seni,ambisi tak boleh mengangkangi.

Neno warisman pulanglah! dunia seni tempat keindahan terawat rapi,masih menanti.dunia yang pernah memberimu puja puji,tetap menanti.cukuplah Ahmad dhani yang pergi mencicipi sepi di balik jeruji,tak perlu kau ikuti.

Neno warisman,aku masih menyangimu sepenuh hati,menanti dirimu berseni mempercantik negeri.tak usah kau sibuk mengikuti watak politisi.apa yang kau cari bukanlah solusi,apa yang kau temukan bukan terapi.itu hanya dunia para pembenci.

Ingat ketika kita memadu janji,seiya sekata mengabdi pada seni.bukankah wajah dan hatimu berseri seri?bukankah jiwamu damai tanpa prasangka benci.

Tapi ketika engkau bergaul dengan politisi,di mana wajah ayumu? di mana senyum manis nuranimu? di mana tawa bahagiamu.semua musnah tinggal kedengkian,hilang di telan ambisi kekuasaan.

Pulanglah kekasih hatiku ke dunia seni,tempat kita menemukan ke indahan sejati.pulanglah.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline