Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Jodoh Mahal Para Eksekutif

Diperbarui: 16 Februari 2019   15:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dua hati yang ingin menyatu.foto : vemale.com

Sabtu malam minggu paling asyik ngomongin soal jodoh.tinggalkan politik,tinggalkan ekonomi,fokus cari jodoh.(yang sudah punya,tau diri).

Apalagi bagi para jomblo,baik pria maupun wanita,urusan jodoh lebih genting dari urusan negara,apalagi pilpres.

Jodoh itu datang sendiri.

Begitu nasihat orang tua zaman dahulu kalau melihat anak gadis atau anak lajangnya termenung memikirkan jodoh yang tak kunjung datang.

Bagi orang biasa seperti saya,cari jodoh itu ada rumusnya : lirik lirikan,kemudian kenalan,sudah merasa mantab lamaran,tunggu hari pernikahan.simpel,sederhana,murah meriah (ini hanya pengalaman pribadi saya."dengan biaya semurah murahnya,dapat jodoh secantik cantiknya").

Jodoh untuk para eksekutif

Ternyata cara dan rumus di atas tidak berlaku untuk kalangan pekerja propesional dan para eksecutif.golongan orang yang berpendidikan,karir cemerlang,bergelimang harta dan berjuta kemewahan.

Entah karena kesibukan mengejar karir,atau makin tingginya standar dalam mencari pasangan,banyak dari kalangan eksekutif ini kesulitan dalam menemukan dan menentukan pasangan hidupnya.

Peluang ini banyak di manfaatkan oleh biro jodoh untuk menawarkan jasa ,membantu para pekerja sibuk ini untuk menemukan jodohnya.

Ada jasa ada biaya

Karena jodoh memang urusan penting,jasa para biro jodoh ini tetap di butuhkan.soal biaya,itu bukan masalah bagi para sksekutif,yang memang bergelimang harta.rumuspun berubah:dengan biaya semahal mahalnya,mendapat pasangan sesempurna mungkin.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline