Lihat ke Halaman Asli

Motivasi Sukses dari Kakek Penjual Es Dawet

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1392020976184383258

[caption id="attachment_311296" align="aligncenter" width="219" caption="Ilustrasi"][/caption]

Saya hitung sudah lebih dari tiga kali bapak menceritakan kisah ini ke saya.
Dia bercerita, saat dulu masih berjualan batagor (waktu itu saya masih SD) dia bertemu dengan seorang kakek penjual es dawet. Kondisi si kakek sebenarnya sudah tidak pantas lagi untuk berjualan, dilihat dari fisiknya yang tampak lemah, kasihan. Dalam pikirnya, kemana anak-anaknya, kok tega biarkah bapaknya yang sudah tua untuk tetap berjualan.

Bapak langsung tanya si kakek itu, tentang keluarganya… Kata si kakek, “Kalo bapak mau tau anak saya, tetap tunggu disini sama saya.. Jangan kemana-mana”. Bapak menyanggupi karena penasaran.

Menjelang siang, tiba-tiba datang sebuah mobil, lalu parkir tak jauh dari tempat bapak dan si kakek. Keluar dari mobil seorang laki-laki berbadan tegap, lalu menghampiri si kakek. Si laki-laki tegap itu memberikan amplop entah isinya apa, ngobrol sebentar dengan si kakek kemudian pergi. “Itu anak pertama saya, Polisi Militer”. Tak lama datang mobil lagi, sama seperti tadi, datang menghampiri si kakek dan memberikan amplop, kemudian pergi. “Itu anak ke 2 saya, dia polisi.. Kalo masih mau nunggu,nanti sore anak ke 3 saya datang”. Bapak menyanggupi untuk menunggu. Menjelang sore, sebuah mobil datang lagi, yang ini perempuan. “Ini anak ke 3 saya, dia dokter”. Sama seperti yang tadi, anak perempuannya juga memberikan amplop ke si kakek, ngobrol sebentar lalu pergi.

Melihat kejadian itu, bapak tercengang kaget. Si kakek ini ternyata mempunyai anak-anak yang luar biasa. Bapak pun bertanya “Kenapa kakek masih jualan es dawet padahal anak–anaknya sudah mapan?”

Si kakek pun bercerita, “Anak-anak saya juga sudah beberapa kali memaksa saya untuk berhenti jualan. Tapi saya katakan ke mereka “Kalian itu bisa menjadi seperti sekarang ini, karena hasil bapak jualan dawet”. Jadi sampai sekarang, bapak dibiarkan oleh mereka untuk berjualan. Bapak ingin mereka menjadi orang-orang yg berhasil. Bapak rela jual tanah-tanah bapak di kampung untuk membiayai pendidikan mereka. Asal mereka serius untuk belajar. Alhamdulillah tanah yang dulu dijual bisa dibeli lagi. Dan sekarang setiap bulan di tanggal yang sama, bapak selalu menunggu kedatangan mereka disini. Ya seperti tadi, datang satu-satu kasih saya amplop”

Bapak merasa takjub dengan si kakek yang berhasil membesarkan anak-anaknya. Mungkin karena ini bapak jadi punya pandangan lain tentang pentingnya pendidikan bagi anak, karena dengan pendidikanlah anak-anak akan hidup dengan mandiri, mapan, dan sukses.

Semoga saya sebagai anaknya, dapat mewujudkan apa yang bapak harapkan. Bapak membayangkan saat masa senja nanti, dia akan menjalani kehidupannya di desa bersama ibu. Menikmati masa tua dengan bahagia. Menanti kedatangan anak-anaknya yang sudah mandiri, mapan dan sukses seperti yang si kakek alami. Aamiin..

Jum’at 7 Feb 2014
Jam 1.30 WIB




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline