Lihat ke Halaman Asli

PKB Cak Imin Usung Rhoma Capres 2014, Ini Serius!

Diperbarui: 24 Juni 2015   20:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1354471478471048969

[caption id="attachment_227184" align="aligncenter" width="496" caption="Ilustrasi/ Admin (tribunnews)"][/caption]

Baru saja mendapat tanggapan miring masyarakat yang meragukan kompetensinya, akibat blunder di Mata Najwa (Rabu, 28-11-2012), Minggu 2 Desember 2012 Rhoma Irama menggelar pertemuan dengan Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar (Cak Imin) di sebuah restoran di kawasan Menteng Jakarta Pusat

Sebagaimana diberitakan oleh TV One Minggu malam (02-12-2012), Cak Imin menyambut baik niat Rhoma Irama dan memandangnya sebagai sesuatuyang baru, nuansa baru, terobosan baru. Lebih dari ituCak Imin bersama jajarannya PKB akan (segera) menyosialisasikan gagasan tersebut.

Pertemuan itu, siapa pun inisiatornya, bagi Rhoma Irama adalah sebuah pembuktian akan beberapa hal. Pertama, pembuktian bahwa wacana pencalonan dirinya untuk Pilpres 2014 bukan sekedar gertak sambal memancing opini, melainkan sesuatu yang sangat serius.

Kedua, pembuktian klaimnya bahwa ada beberapa ulama yang mendorongnya untuk maju sebagai capres bukanlah sekedar kicauan atau bualan. Sebab, mustahil rasanya sosok sekaliber Rhoma Irama mau membual soal dukungan ulama itu. Kalaulah di awal dia tidak mau menyebut nama-nama ulama bersangkutan, itu lebih disebabkan oleh  soal etis dan timing saja.

Ketiga pembuktian, bahwa kenekatannya mewacanakan pencalonannya dalam pilpres 2014 bukanlah sekedar“masturbasi politik”, alias politik bertepuk sebelah tangan. Dukungan lisan Cak Imin membuktikan bahwa dia memang mendapat mitra politik yang cukup mapan.

Sebuah warning

Lepas dari kompetensinya yang dipandang lemah (kurang memahami isu-isu social ekonomiyang berkembang di masyarakat)yang tergambar dari ketidakmampuannya menjawab pertanyaan-pertanyaan tajam Najwa Sihab, niat si raja Dangdut tidak bisa dipandang remeh oleh calon-calon lain.

Kita tidak bisa menyepelekan catatan sejarah Pilpres 2004 dan 2009, bahwa lepas dari sosok calonnya (SBY) ketika itu adalah seorang Jendral, bukan rahasia bahwa salah satu factor yang menentukan kemenangannya adalah karena keberhasilannya membangun citra.

Rhoma Irama, sudah memiliki popularitas. Citranya, meski dimata sebagian masayarakat ada cacatnya, tetapi itu lebih berlaku di kalangan  masyarakat kelas atas yang terdidik dan melek informasi. Tetapi untuk masyarakat awam, kelas menengah bawah, citra Rhoma tidaklah seburuk yang diperkirakan kalangan elit.

Jadi, meskipun di dunia maya ini, Rhoma Irama dicibir. Di masyarakat awam, khususnya di kalangan penggemar fanatic music dangdut yang dirajai Bang Haji, boleh jadi sosok Rhoma adalah tokoh yang “tajir”.

So, wacana pencalonan Rhoma itu adalah sebuah warning bagi calon-calon lain. Jangan terlalu menganggap remeh sosok macam Rhoma. Jangan terlalu sibuk dengan jargon-jargon elit-intelek yang sulit dipahami rakyat jelata.Segeralah membuat ancang-ancang jika tidak mau ketinggalan start.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline