Lihat ke Halaman Asli

Pasangan Foke-Nara Sulit Ditandingi! Presiden, FPI, FBR di Belakangnya?

Diperbarui: 25 Juni 2015   07:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Enam pasangan cagub-cawagub, baik yang maju sebagai calon independen maupun yang diusung partai politik dengan bekal prestasi, intelektualitas, dan puja -puji boleh saja menaruh harapan tinggi meraih kursi DKI-1, tetapi peluang menang paling besar ada pada pasangan calon incumbent Fauzi Bowo (Foke)-Nachrowi Ramli (Nara).

Meskipun masih terlalu dini untuk memastikan peluang masing-masing pasangan calon, tetapi beberapa fakta berikutdapat dijadikan dasar untuk mengunggulkan Foke-Nara.

1.Faktor Incumbent

Meskipun undang-undang telah mengatur soal keterlibatan birokrasi (PNS) dalam kegiatan politik, tetapi fakta lapangan di banyak daerah berkata lain. Calon incumbent memiliki banyak waktu dan kesempatan untuk menancapkan kuku-politik pada aparat bawahannya.

Berbagai cara bisa dilakukan seperti: memberi janji promosi jabatan yang lebih tinggi; menebar ancaman; atau menggantung persoalan anak buah yang mempunyai cela-hukum dengan janji perlindungan. Bisa juga dengan memberi aparat bawahan proyek besar tetapi dengan kondisi dimana sang bawahan tidak bisa melepaskan diri dari figure si Bos yang sedang nyalon tersebut.

Fauzi Bowo, bisa melakukan itu semua jika ia mau.

2.Faktor Koalisi Parpol

Sebagaimana telah diberitakan, pencalonan pasangan Foke-Nara didukung oleh delapan partai poltik: Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Hati Nurani Rakyat, Partai Kasih Demokrasi Indonesia, Partai Bulan Bintang, Partai Damai Sejahtera, dan Partai Matahari Bangsa. Kedelapan parpol itu bisa disebut reperesentasi semua aliran politik dan golongan masyarakat Indonesia, khususnya Jakarta. Golongan nasionalis (PD dan PAN), golongan agama, (PKB dan PDS) serta golongan agama plus kedaerahan (PBB) tercermin di dalam koalisi itu.

Yang menarik adalah bergabungnya HANURA. Partai ini memang kental paham naisonalismenya, tetapi menjadi menarik diulas karena tokoh sentralnya Wiranto belum lama ini terlibat perang dingin dengan Presiden SBY terkait isu penggulingan pemerintah. Bukankah Wiranto adalah salah satu tokoh yang sempat dienstil oleh kalangan PD sebagai “pensiunan” yang disinyalir membangun opini prnggulingan pemerintahan SBY?

Bergabungnya HANURA dalam koalisi mendukung Foke-Nara boleh jadi pertanda bahwa sebagai sesama prajurit TNI Wiranto-SBY tetap solid. Ini bisa menjadi sinyal bagi keluarga besar TNI bahwa pasangan Foke-Nara mendapat restu dan dukungan para pensiunan TNI.

3. Faktor Restu Presiden

Meski akhir-akhir ini SBY banyak didemo soal kebijakannya yang dirasakan tidak berpihak pada rakyat kecil, tetapi seorang presiden tetaplah figure ‘raja’ yang ditokohkan dan didengar anjuran dan himbauannya. Setidaknya akan didengar dan dipatuhi oleh kalangan yang merasa diuntungkan oleh kebijakan pemerintah, katakanlah para pengusaha. Bukankah para pengusaha top negeri ini adanya di Jakarta? Jangan lupa pengusaha memiliki kata dan titah yang sama manjurnya dengan penguasa. Bisa dibayangkan jika sebagian besar penguhasaha ikut presiden mendukung Foke-Nara, maka pasangan ini pasti di atas angin.

4. Faktor Ormas

Siapa tidak kenal Front Pembela Islam (FPI) dan Forum Betawi Rembug (FBR)? Kedua ormas ini meski berbeda nama tetapi memiliki visi dan misi yang kuarang lebih sama. Perlu dicatat, pada ketika dilakukan evaluasi kinerja tiga tahun masa jabatan Foke-Prijanto, akhir 2010 lalu, mayoritas pengamat mengkritik Foke sebagai gubernur yang gagal membawa DKI menjadi lebih baik. Siapa yang membela Foke? FPI dan FBR-lah yang melakukan pembelaan itu dengan menyatakan: “Kinerja Fauzi-Prijanto Cukup Berhasil”.

Bisa dibayangkan jika kedua ormas yang kental paham keagamaan dan kebetawian itu bergerak bersama-sama mendukung Foke-Nara. Sempurnalah pasangan ini menjadi cagub-cawagub DKI periode 2012-2017 yang sulit ditandingi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline