Suatu ketika saat suaminya sedang berada di kamar mandi, Titin mendengar HP suaminya, seorang dosen PTN, berbunnyi pertanda ada pesan singkat masuk. Dengan pertimbangan siapa tahu itu pesan penting dan mendesak, Titin membuka pesan, maksudnya kalo penting dia akan beritahukan ke suaminya.
Ternyata pesan itu berisi jawaban SMS si suami sebelumnya. Pesan masuk itu berbunyi: “OK Mas”
Penasaran dengan jawaban singkat seperti itu Titin ingin tahu pesan apa yang dikrim suaminya, maka dia buka pula file pesan yang terkirim. Bunyinya: “Yen, jangan lupa ya. On time 13.00 di GH 102”
Sontak Titin kaget bukan kepalang. “Rupanya ini yang bikin dia (suaminya maksudnya) berubah dingin belakangan ini”. Buru-buru Titin taruh lagi HP tersebut di tempat semula.
“Mah, papa berangkat ya” pamit si dosen pada Titin sekitar pukul 7.50an bersamaan dengan dia menyambar kunci kontak mobilnya.
Tidak seperti biasanya kali itu Titin menjawab ketus: “Sana, berangkat!”
Meski aneh (sebab, biasanya jawabannya adalah “Ya Pah, hati-hati ya..” itu pun kadang disertai lambaian tangan) si dosen tidak menanggapinya lebih lanjut. Dia tidak mau pagi-pagi bikin masalah, ditambah lagi dia harus buru-buru karena ada kelas jam 8.00.
Tepat pukul 13.20 Titin sudah berada di lobi Gading Hotel, sebuah hotel Melati-3 berlantai 3 di kota tempat tinggalnya. Buru-buru dia datangi resepsionis.“Mba, boleh saya ketemu dengan tamu di kamar 102” pinta Titin pada si resepsionis dengan sedikit gemetar, gemetar akibat menahan amarah.
“Waduh, tamu di kamar 102 baru saja check out Bu. Sekarang kamarnya sedang dibersihkan. Itu kamarnya yang pintunya kebuka” kata si petugas sambil menunjuk ke kamar 102 yang berjarak sekitar 8 meter dari lobi.
“Sudah check out? Lho, bukannya mereka baru masuk pukul 13.00 ini” selidik Titin.
“Mereka? Tamu room 102 itu sendirian kok Bu, sudah 3 hari disini” balas resepsionis sedikit bingung.
“Oh, ya udah deh kalo gitu. Terima kasih ya Mbak, permisi” balas Titin sambil berbalik arah keluar lobi.
Karena dongkol terlanjur bercokol dikepalanya, dia tetap penasaran. “Rasa-rasanyahotel yang bisa disingkat GH ya cuma Hotel Gading ini, tapi kok gak ada ya. Dimana mereka?” gumam Titin.
Akhirnya, Titin putuskan untuk menelepon suaminya.
“Ya, Mah. Ada Apa?” kata Pak Dosen menjawab telepon istrinya dengan lembut.
“Papah ada dimana sekarang?” tanya Titin.
“Di kampus Mah, memang ada apa Mah?” jawab Pak Dosen heran.
“Di kampus? Di kampus mana?” kejar Titin.
“Ya di kampus Papa lah, kampus mana lagi. Sekarang ini Papah lagi seminar diGedung H, Lantai 1, Ruangan 2” jelas Pak Dosen.
Mendengar itu sadarlah Titin bahwa api cemburu telah menutup memori sehatnya. GH tidak lain adalah Gedung H, salah satu gedung laboratorium dan perkuliahan di kampus suaminya. Orang bernamaYen yang diingatkan suaminya lewat pesan singkat itu tidak lain adalah kolega suaminya se fakultas tapi beda program studi. Suaminya dan Bu Yeni adalah tim pembimbing mahasiswa yang skripsinya saat itu diseminarkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H