Lihat ke Halaman Asli

Cara Menguji Jimat Kebal Senjata Tajam

Diperbarui: 4 April 2017   18:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1325721757879538149

Salah satu jenis jimat yang banyak diburu (oleh pemercayanya tentu saja) adalah jimat yang dapat menjadikan pemiliknya kebal terhadap senjata tajam. Banyaknya orang percaya akan keberadaan dan fungsi jimat kanuragan itu dimanfaatkan oleh oknum spekulan untuk mencari keuntungan dengan menawarkan macam-macam jimat atau susuk.

Untuk meyakinkan calon pelanggan (korban) biasanya si penjual menawarkan demonstrasi keampuhan jimat tadi. Pengujian dapat menggunakan beragam senjata, mulai dari silet, belati, golok hingga senjata api.

Subjek (relawan) yang diuji boleh binatang, boleh juga manusia. Caranya, subjek diminta memegang atau ditempeli jimat lalu diuji dengan cara disayat, dibacok, ditusuk, atau ditembak dengan senjata api. Jika subjek tidak luka berarti jimat itu ampuh. Apa sesungguhnya yang terjadi?

Demo kebal golok

Adegan pertama adalah adegan pembuktian bahwa golok atau pedang yang digunakan memang benar-benar tajam. Pembuktian ketajaman golok dilakukan pada rambut subjek, potongan pelepah pisang, atau potongan kayu basah. Pada degan ini rambut relawan, kayu, atau pelepah pisang tadi terputus dengan mudah.

Adegan kedua, si relawan diminta memegang jimat lalu rambut dan kulit tubuhnya—pipi atau lengan—diiris dengan golok. Hasilnya, rambut dan kulit si relawan tidak ada yang terluka. Hebat! Artinya, jimat memang ampuh dan berfungsi. Benarkah?

Inilah salah satu triknya

Golok yang digunakan adalah golok si dukun. Golok atau pedang tadi dibuat sedemikian rupa mengkilatnya sehingga terkesan sangat tajam.

Padahal, golok atau pedang tadi sebenarnya sudah diubah. Mata golok (sisi tajam) terdiri dari dua bagian, ada bagian yang tajam dan ada bagian yang telah ditumpulkan. Jika bagian ujung golok dibiarkan tajam maka bagian pangkalnya dibuat tumpul.

Sebaliknya jika bagian pangkal yang dibiarkan tajam maka bagian ujungnya dibuat tumpul. Atau, ujung dan pangkal mata golok dibuat tajam sementara bagian tengahnya ditumpulkan (Lihat gambar).

Untuk membuktikan bahwa golok atau pedang tadi tajam si dukun menggunakan bagian yang tajam, sedangkan untuk membuktikan bahwa jimatnya efektif dukun menggunakan bagian yang sudah ditumpulkan tadi.

Tentu saja, subjek atau siapa pun yang hadir di sana tidak akan mengetahuinya, karena mereka tidak pernah diberi kesempatan untuk memeriksa keadaan golok tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline