Lihat ke Halaman Asli

Preman Terminal yang Jujur dan Baik Hati

Diperbarui: 25 Juni 2015   21:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Suatu ketika Pak Soleh, seorang guru SD asal Lampung yang tiga tahun lagi memasuki usia pensiun, bermaksud menjenguk anaknya yang kuliah di Semarang dengan menumpang bus antar pulau. Sesampai diJakarta, tepatnya di terminal Pulo Gadung, bus berhenti untuk alasan yang tidak diketahuinya.

Meskipun dengan berat hati, karena kerap mendengar cerita bahwa di Terminal Pulo Gadung banyak copetnya, Pak Soleh akhirnya mau jugamemasuki ruang tunggu terminal tersebut.

Di ruang tunggu itu Pak Soleh duduk bersebelahan dengan seorang pemuda yang menurut intuisi-gurunya pastilah bukan orang baik-baik, terlebih dari mulut pemuda itu tercium bau tape yang menyengat (bau alkhohol, maksudnya). Tidak kurang dari setengah jam lamanya Pak Soleh berusaha untuk tetap tenang duduk disamping pemuda yang matanya sedikit memerah itu.

Tiba-tiba terdengar pengumuman bahwa bus yang ditumpanginya akan segera diberangkatkan, semua penumpang dimohon bersiap. Mendengar pengumuman itu plong sudah perasaan Pak Soleh, tanpa melirik lagi ke arah pemuda “teler” tersebut Pak Soleh langsung beranjak.

Tapi, karena ia teringat bekal air minumnya sudah habis, Pak Soleh memutuskan untuk membeli air mineral terlebih dulu. Saat dia berada di kios penjual air mineral itulah tiba-tiba dia dipanggil oleh pemuda yang membuat hatinya dag dig dug selama setengah jam tadi.

“Pak, pak, ini HP bapak ketinggalan di bangku” kata si pemuda sambil menyodorkan HP kepada Pak Soleh.

Menghadapi kenyataan itu perasaan Pak Soleh campur aduk, antara senang, tak percaya, dan kagum pada si pemuda.

“Terima kasih, terima kasih, terima kasih banyak ya Dik…”

“Untung ada kamu, kalo nggak pasti HP ini udah hilang, padahal HP ini sangat berharga bagi saya.”

“Semua nomor penting termasuk nomor telepon dan alamat anak saya saya catat di HP ini”.

“Sekali lagi, terimakasih banyak ya Dik…” kata Pak Soleh terbata-bata sambil setengah membungkuk.

Setelah sang “preman mabok” itu berlalu, Pak Soleh yang masih diliputi rasa gembira dan kagum pada kebaikan si pemuda berpaling kearah penjaga kios.

“Gak nyangka ya, di terminal yang terkenal paling sangar di Jakarta ini ternyata masih ada orang jujur dan baik hati seperti pemuda itu” kata Pak Soleh kepada si penjaga kios.

“Padahal belum genap sebulan, tetangga justru kehilangan HP-barunya di terminal ini, sewaktu dia mau pulang ke kampung” lanjut Pak Soleh tanpa mendapat tanggapan berarti dari penjaga kios.

Tiba-tiba penjaga kios (terpancing) menimpali ungkapan kekaguman Pak Soleh.

“Maaf Pak, boleh saya lihat HP-nya” pinta si penjaga kios pada Pak Soleh.

“Ini..” kata Pak Soleh dengan bangga sambil menyodorkan HP kebanggaannya itu.

“Yaah, Pak…” seru si penjaga kios sambil tersenyum geli.

“Pantesan dia kembalikan Pak, HP bapak ini sudah gak ada lagi onderdilnya di pasaran”

“Bukan karena dia jujur Pak, tapi karena dia gak butuh HP yang udah kuno begini, yang harganya lebih murah dibandingkan harga pulsanya”

Selamat Tahun Baru 2012




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline