Lihat ke Halaman Asli

Ateis Melayu: Tuhan Telah Terkubur di Bawah Rongsokan Agama

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Kita sudah tidak asing dengan sebutan intel melayu. Intel melayu dilekatkan pada orang menjabat intel tetapi suka petantang-petenteng, terus terang mengaku jika dirinya intel. Padahal, intel sejati justru tidak pernah menunjukkan tanda-tanda apalagi sengaja mengaku dirinya intel, meski harus menerima siksaan yang menyakitkan. Nah, bagaimana dengan ateis melayu? Inilah kisahnya.

Bram, demikian dia biasa dipanggil teman-temannya. Selepas menamatkan S-1 di dalam negeri dia mendapat beasiswa dari pemerintah untuk melanjutkan studi hingga S-3 di LN dengan komitmen setelah tamat dia mengabdi di salah PTN ternama di dalam negeri.

Suatu hari, sekembalinya Bram dari LN, dia diajak makan siang oleh rekan-rekannya semasa S-1 dulu ke sebuah restoran. Berangkatlah mereka sebanyak 4 orang menumpang mobil salah satu rekannya.

Sepanjang perjalanan mereka ngobrol tentang banyak hal, sampai ke masalah ketuhanan dan agama. Tiga rekannya, Irfan, Frans, dan Juned, boleh disebut religius sebab yang Islam rajin sholat dan puasa, sementara rekannya yang Kristen tetap rajin ke gereja mengikuti berbagai acara misa dan kebaktian.

Bram : Aku mohon maaf pada kalian semua. Sejak kuliah di S-1 dulu hingga selesai S-3 ini aku sudah mempelajari semua konsepsi ketuhanan dan ajaran moral beragam agama mulai dari Hindu, Kristen, Islam, Zoroaster, hingga Buddha.

Berdasarkan ajaran agama-agama itu aku berkesimpulan bahwa Tuhan hanyalah konsep buatan pikiran manusia yang timbul karena rasa frustrasi dalam mengatasi persoalan hidup sehari-hari.

Sementara agama hanyalah institusi yang sengaja diciptakan kalangan elit masyarakat tertentu untuk membelenggu daya kritis masyarakat dengan ancaman neraka dan iming-iming syurga setelah mati.

Dengan cara itulah mereka (para elit) itu membangun dan mempertahankan hegemoninya atas umat pengikutnya yang bodoh.

Frans (teman Bram penganut Kristen):

Wah ya gak seperti itu lah, Bram. Kamu boleh mengandalkan nalar mu untuk meragukan eksistensi Tuhan, tetapi sadarkah kamu bahwa dalam diri mu ada komponen yang bisa dipilah: komponen fisik dan spiritual?

Bram : Semua yang kamu sebut komponen spiritual itu hanyalah omong kosong, Frans.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline